MEDIAPENELITI.COM – Sajak pengangguran busuk adalah sajak diperuntukkan bagi manusia pintar namun belum menemukan manfaat dari kepintaran dirinya.
Sajak ini tercipta ketika Aku melihat orang berdasi dan berkemeja datang pagi pulang petang dan tertawa, nampak bahagia.
Bagi Anda yang belum menemukan tempat untuk mengaktualisasikan diri, jangan berputus asa, karena rezeki datang tanpa terduga-duga.
Akhir kata, selamat membaca.
Terpikir, toga adalah cara
Nyatanya toga tak berpengaruh apa-apa
Nyatanya toga hanya simbol
Simbol pernah belajar dan berpikir
Nama sudah bergelar
Derajat pendidikan melekat
Sempat mengira masyarakat melirik
Nyatanya, mereka malah menolak
Tak kusangka, tidak bisa berbuat apa-apa
Untuk diri, keluarga, apalagi negara
Hanya meratapi nasib
Nasib tak kunjung bekerja dan tidak bisa berbuat apa-apa
Inginku melanjutkan pendidikan
Tapi tak semudah keinginan
Pendidikan butuh uang
Pastinya yang terpakai bukan uang terbuang
Mereka mengatakan ambil beasiswa
Mereka juga mengatakan semua mudah
Nyatanya tidak semua mudah
Bahkan semua hanya motivasi agar tidak kalah
Bukan malas bekerja
Bukan pula tidak berkeinginan S2
Pendidikan dan kaya raya impian
Impian setiap manusia tentunya
Bagaimana?
Adakah kemudahan untuk anak muda?
Tanpa nepotisme atau deskriminasi?
Hak kita sama dalam bernegara bukan?
Lalu, mengapa bak dipertontonkan lelucon
Sudahlah, tak perlu bersandiwara
Seolah tidak terjadi apa-apa
Melihat saja, semua tujuan kalian telah terbaca
Pengangguran lain tak buta
Bingung, dan membenamkan bahagia
Bersabar untuk cita-cita
Lihat
Jangan buat kami menunggu
Jangan lambungkan harapan
Lalu, kau lepas hingga hancur
Jangan lupa, sebelum kau merasakan pelangi, ada petir menyambar
Kelaparan, kehampaan, dan ketidakpastian
Harap-harap cemas bekerja
Harap-harap penuh semangat kuliah
Namun harap-harap hanya sebatas harap
Tidak bekerja bukan pemalas
Bukan pecundang,
Bukan tak bercita-cita
Hanya saja ada sebagian mempersulit kami cita-cita orang lain. (Anonim)